Taman Hidangan Kana
Ketika
tempat peziarahan di Puh Sarang mulai maka bermunculan para pedagang
kaki lima yang menjual makanan, minuman, rosario, patung dan lain-lain
sehingga membuat tempat peziarahan kelihatan kumuh dan tidak sedap
dipandang mata sebab aneka macam warung-warung dibangun seadanya.
Timbulnya warung-warung tadi memang banyak membantu para peziarah
yang membutuhkan makanan dan minuman serta ingin membeli cendera mata,
namun timbul masalah sehubungan dengan kebersihan lingkungan dan keindahan
dan ketenangan tempat peziarahan.
Adanya warung-warung tadi telah membantu meningkatkan penghasilan
ekonomi umat dan rakyat setempat yang ada di sekeliling komplek peziarahan
Puh Sarang. Para pedagang diizinkan berdagang di tanah milik tempat
ziarah, kecuali di dalam komplek gua Puh Sarang dan lokasi Jalan Salib
yang baru.
Maka kemudian timbul gagasan untuk menampung dan menyediakan tempat
yang layak untuk berjualan, maka dibangunlah kompleks Taman
Hidangan Kana. Kana adalah tempat di mana Yesus dulu membuat
mujizat untuk pertama kalinya di mana Yesus mengubah air menjadi anggur
sehingga keluarga yang punya hajat menikahkan anaknya diselamatkan
dari kekurangan anggur. Hal ini terjadi karena permintaan atau campur
tangan dari Ibu Maria, yang meminta Yesus untuk membantu keluarga
tersebut (Yohanes 2:1-11).
Maka diharapkan agar terjadi lagi "mujizat" di tempat ini
dalam arti semoga hadirnya kios-kios yang dibangun oleh Panitia Pembangunan
Puh Sarang, ekonomi rakyat setempat bisa meningkat dan para peziarah
juga terlayani kebutuhan mereka dalam mencari makanan, minuman, souvenir
serta tempat ini bisa menjadi tempat untuk istirahat dan makan.
Dalam
kompleks Taman Hidangan Kana terdapat tujuh keran air, yang melambangkan
tujuh sakramen, dan air di sana memang mengalir terns dari sumur tanpa
dipompa, kemudian ditampung dalam kolam sehingga menambah keindahan
tempat ini. Semuanya ada kurang lebih 50 kios yang dibangun dan dipinjamkan
secara gratis kepada penduduk setempat.
Yang boleh menggunakan kios ini terutama adalah penduduk setempat,
sehingga mereka dapat ikut menikmati keuntungan dari adanya tempat
ziarah ini dan tidak hanya menjadi penonton di desa mereka sendiri.
Sebab bila dibiarkan terjadinya "persaingan bebas" tentu
rakyat dan umat setempat yang kalah dalam bidang permodalan dan pengalaman
akan terlindas oleh para pedagang dari luar. Sebenarnya permintaan
dari umat waktu itu lebih banyak lagi, namun sementara barulah bisa
dibangun 50 kios, sebab memang lahan yang tersedia juga sudah habis
dipakai untuk parkir kendaraan dan lain-lain.
Di
sekeliling Taman Hidangan Kana terdapat Jalan Salib kedua yang dibuat
di tempat ziarah ini yang dibangun pada tahun 1993. Di dekat Taman
Hidangan Kana terdapat Sekolah Dasar Katolik, kemudian juga tempat
untuk parkir mobil dan parkir sepeda motor.
Di komplek ini dibangun juga kamar mandi dan WC yang baru sebab jumlah
para peziarah semakin meningkat terutama semenjak Yubileum tahun 2000,
pada hari Sabtu dan Minggu serta bila ada acara Novena dan Misa Malam
Jumat Legi.
Taman Hidangan Kana diberkati dan diresmikan penggunaannya pada tanggal
26 Januari 2001 oleh Mgr. J. Hadiwikarta, Uskup Surabaya.