Memiliki pemandangan yang sama indahnya dengan Ranu Pane dan Ranu Regulo, Ranu Kumbolo memiliki wilayah yang lebih luas dari kedua danau sebelumnya, yaitu 8 hektar dan terletak di 22.390 m di atas permukaan laut. Ranu Kumbolo terbentuk dari kawah Gunung Jambangan yang telah memadat sehingga air yang tertampung secara otomatis tidak mengalir ke bawah sesuai dengan gravitasi.
Bagi mereka yang suka akan tantangan seperti hiking, Ranu Kumbolo adalah pit-stop untuk mempersiapkan petualangan mereka. Selain itu, Ranu Kumbolo juga menyediakan gubuk untuk pejalan kaki dan bumi perkemahan untuk menginap. Juga, terdapat sebuah monumen kuno yang berdiri di Ranu Kumbolo. Masyarakat setempat percaya monumen ini sudah ada sejak jaman Majapahit. Khusus di perairan danau, kita dapat menyaksikan kehidupan satwa migran burung belibis. Bagi para pengamat lingkungan, Ranu Kumbolo sebetulnya merupakan laboratorium alam yang cocok bagi kegiatan penelitian dan observasi lapangan yang sarat dengan kandungan ilmu pengetahuan.
Udara segar, air yang jernih dan suasana yang menyenangkan adalah hal-hal yang para pengunjung bisa dapatkan saat menghabiskan waktu di danau-danau yang menakjubkan ini. Lupakan rutinitas sehari-hari dan semua beban yang ada sejenak; Ranu Pane, Ranu Kumbolo dan Ranu Regulo adalah tempat yang tepat untuk mengisi ulang energi bagi tubuh dan jiwa.
Kalimati adalah sebuah camping ground atau bumi perkemahan yang terakhir bagi pendaki sebelum melanjutkan perjalanannya menuju puncak Mahameru. Tempat ini biasanya menjadi tempat peristirahatan, karena terdapat sumber air yang melimpah di daerah ini, yang berjarak 500 m dari Kalimati. Selain itu, di daerah ini juga terdapat fasilitas untuk Pondok Pendaki atau Hiker Hut. Suhu di Kalimati relatif dingin dan segar dari tempat lain, karena tempat ini merupakan suatu lembah yang dekat dengan perbukitan.
Arcopodo atau recopodo terletak di tengah Kalimati dan Gunung Semeru. Terdapat patung kembar di daerah ini, yaitu Arcopodo dan Recopodo serta terdapat beberapa monumen lain yang dibuat untuk memperingati tewasnya beberapa pendaki ketika mereka mendaki gunung.
Berbicara tentang patung-patung itu, masyarakat setempat percaya bahwa patung-patung tidak mudah dilihat. Dikatakan bahwa hanya mereka yang rendah hati dan bijaksana saja yang bisa melihat patung-patung tersebut. Di depan patung terdapat sebuah altar untuk penyembahan. Setiap bulan Agustus, selalu ada upacara di Arcopodo di lokasi ini. Menurut masyarakat setempat, setiap permintaan akan diberikan jika berdoa di hadapan patung kembar tersebut. Tempat ini sering pula dimanfaatkan pendaki untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanannya ke puncak Mahameru.
Next Prev