Trowulan adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Mojokerto. Kawasan ini terletak di bagian barat Mojokerto dan berbatasan dengan Kabupaten Jombang. Trowulan terletak di jalan utama antara Surabaya-Solo. Dilihat dari latar belakang sejarah, Trowulan telah dikenal sebagai salah satu sisa-sisa kejayaan kerajaan Majapahit, dimana era kerajaan terbesar di masa lalu.
Trowulan dikelilingi oleh beberapa situs arkeologi dan tersebar sekitar 100 Kilometer persegi. Ada begitu banyak penelitian yang dilakukan di Trowulan ini dimana hampir semua di fokuskan pada warisan yang berupa bangunan seperti, candi, makam, dan petirtaan. Oleh karena itu, dengan semua penelitian yang ada, Kementerian Budaya dan Pariwisata Indonesia telah mengajukan Trowulan sebagai Warisan Dunia kepada UNESCO pada bulan Oktober 2009.
Semua bukti dan fakta yang telah ditemukan mengenai Trowulan diyakini berdasarkan dari prasasti Mpu Prapanca, yaitu Kakawin Nagarakretagama yang dan sumber-sumber dari Cina pada abad ke 15. Dalam prasasti tersebut dikatakan bahwa, Trowulan dikalahkan pada tahun 1478, ketika Girindrawardhana berhasil mengalahkan Kertabumi, dan sejak saat itu ibukota Majapahit pindah ke Daha.
Kota reruntuhan kuno di Trowulan telah ditemukan pada abad ke 19 oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Dia adalah gubernur Jawa selama 1811 sampai 1816 dan dia adalah orang yang selalu antusias dengan sejarah. Pada saat penemuannya, dia mengatakan bahwa terdapat reruntuhan berupa kuil-kuil yang tersebar beberapa kilometer, dan saat itu wilayah tersebut masih berupa hutan jati. Seiring dengan penemuannya tersebut, Sir Thomas kagum dengan penemuan budaya itu dan dia mengatakan bahwa Trowulan merupakan kebanggaan pulau Jawa.
Untuk semua relief arkeologi yang ditemukan di Trowulan, sekarang disimpan di Museum Trowulan, yang terletak di sisi barat kolam Segaran. Selama berjalannya waktu dan banyaknya gangguan alam, sisa-sisa peninggalan dalam Trowulan masih belum semua bisa tergali, karena beberapa masih terkubur dalam lumpur dan puing-puing vulkanik, yang merupakan hasil dari letusan Gunung Kelud dan banjir Sungai Brantas. Beberapa reruntuhan pun banya yang telah rusak, sementara yang lain harus di rekonstruksi. Sebagian besar peninggala tersebut dibangun menggunakan bahan baku bata merah.
Sekarang, semua temuan itu sudah menjadi obyek wisata baru di Trowulan dimana kesemuanya berupa, candi, kolam renang dan makam. Beberapa candi yang terkenal, diantaranya Candi Tikus, Candi Brahu, Candi Menak Jingga dan kolam Segaran yang selalu dikunjungi oleh banyak wisatawan.