Arjuno Lalijiwo
Kawasan konservasi Arjuno Lalijiwo adalah daerah administratif tempat Gunung Arjuno berada, dan berada di tiga kawasa kabupaten, yaitu Malang, Pasuruan dan Mojokerto. Kawasan konservasi cagar alam Arjuno Lalijiwo berada di bawah Balai Konservadi Sumber Daya Alam Jatim II, yang dibentuk untuk tujuan penelitian, pariwisata dan ilmu pengetahuan. Hal yang tak kalah pentingnya adalah, konservasi ini ditetapkan untuk tujuan melindungi segala kekayaan yang ada di kawasan Arjuno Lalijiwo.
Kawasan Arjuno Lalijiwo memiliki luas 4960 hektar, meliputi gunung Welirang, Gunung Arjuno, Gunung Kembar I dan II. Kawasan Arjuno Lalijiwo memiliki vegetasi hutan tropika, dimana terdapat banyak tumbuhan seperti pinus, cemara, wadang dan triwulan tumbuh di sini. Sedangkan untuk fauna, kawasan ini berada di garis Wallace, yang termasuk dalam zona fauna Asia seperti babi hutan, kijang, elang Jawa dan masih banyak lagi.
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru merupakan kawasan konservasi yang adalah bagian dari wilayah administrasi Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang and Kabupaten Probolinggo. Taman ini telah ditetapkan ada sejak 1982, tetapi sudah menjadi kawasan yang dilindungi sejak tahun 1919, dengan mencakup total luas 5.250 hektar pada ketinggian sekitar 2.100 m.
Beberapa lokasi yang tak kalah menarik untuk dikunjungi, seperti; Gunung Batok, Gunung Kursi, Gunung Watangan dan Gunung Widodaren. Danau yang terdapat di kawasan ini juga tak kalah indah, sebut saja, Ranu Pane, Ranu Regulo, Ranu Kumbolo dan Ranu Darungan.
Bagi mereka yang suka akan tantangan alam seperti hiking, disarankan untuk mengambil rute dari Malang, karena mereka dapat menikmati pesona lautan pasir yang lebih lama dari rute lain. Awal perjalanan dapat mulai dari Ngadas, yang merupakan desa terakhir di sekitar Taman Nasional ini. Selain itu, juga dianjurkan untuk para pengunjung untuk selalu membawa perlengkapan yang dibutuhkan, terutama air, karena setelah melewati Desa Ngadas tidak akan menemukan sumber air.
Selain pemandangan yang indah, terdapat sejumlah flora dan fauna yang menarik bisa ditemukan di Taman Nasional ini. Beberapa hewan endemik dan langka bisa ditemukan di kawasan eksotis ini termasuk musang (Pardofelis marmorata), rusa (Cervus timorensis), kera ekor panjang (Macaca fascicularis), kijang (Muntiacus muntjak), unggas merah hutan (Gallus Gallus), macan tutul (Panthera pardus ), ajag (Cuon alpinus), dan berbagai jenis burung seperti burung alap-alap (Accipiter virgatus), burung rangkong (Buceros rhinoceros silvestris), elang ular Crested (Spilornis cheela Crested), Srigunting hitam (Dicrurus macrocercus), elang gundul (Haliastur indus ), dan belibis yang hidup di Ranu Pane, Ranu Regulo dan Ranu Kumbolo.
Masyarakat yang tinggal di sekitar taman nasional ini adalah suku asli Tengger. Masyarakat Tengger merupakan salah satu komunitas Hindu minoritas di Pulau Jawa. Agama lokal yang dianut adalah kepercayaan sisa dari era kerajaan Majapahit. Oleh karena itu, budaya dan agama yang dianut mirip dengan Bali, tapi cenderung lebih ke animisme. Masyarakat Tengger percaya bahwa mereka adalah keturunan langsung dari Majapahit yang berekspansi ke bukit-bukit di sekitar kawasan ini, setelah kedatangan masyarakat suku Madura Muslim selama abad ke-19.
Kawasan Konservasi Nusa Barung
Nusa Barung atau Nusa Barong, adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah selatan Pulau Jawa. Pulau ini berada dalam wilayah administratif Kabupaten Jember. Pulau ini merupakan salah satu pulau terluar Indonesia yang terletak di Samudra Hindia dan berbatasan langsung dengan Australia.
Nusa Barung merupakan sebuah kawasan cagar alam yang sudah ditetapkan sejak tahun 1920. Di pulau ini bisa ditemukan beberapa spesies burung, serangga, dan tumbuhan. Fungsi pokok cagar alam ini adalah sebagai perlindungan bagi lutung budeng (Trachypithecus auratus) yang terancam punah. Selain itu, berbagai jenis satwa liar juga terdapat di kawasan Cagar Alam Nusa Barong ini, diantaranya terdiri dari jenis-jenis mamalia, aves dan reptil. Jenis Mamalia yang sering dijumpai yaitu Kera (Macaca fascicularis), Babi hutan (Sus scropa) dan Tupai (Scewius notakas). Jenis-jenis Burung yang ada antara lain Pecuk ular (Antinga rufa), Kuntul (Egrelta sp), Ibis hitam (Plenadis falsinallus), Elang (Elanus sp) dan Burung Rangkong (Aceros undulatus).
Jenis tumbuhan di kawasan Cagar Alam Nusa Barong yang diketahui sebanyak 46 jenis. Beberapa jenis. Beberapa jenis yang mudah dijumpai diantaranya Endog-endogan (Xanthophyiium excelsum), Klampok hutan (Eugenia sp), Bogem (brugeura sp), Kalak (Mitrophora javanica), Laban (Vitex pubesecens), Salakan (Palmae sp).
Kawasan Cagar Alam Nusa Barong ini memiliki panorama alam berupa pantai pasir putih yang terletak dibagian utara. Selain keindahannya, keunikan lain yang bisa terlihat di pantai ini adalah saat Rusa (Cervus timorensis) dan Kera (Macaca Fascicularis) berdatangan untuk bermain dan mencari siput dan ketam.
Next