Memasuki Makam ini mulai dari sebuah gapura yang menghadap ke
Selatan. Mengamati seluruh kompleks Kawasan Wisata Makam dari
pintu Gapura kearah makam akan tampak 3 (tiga) tingkatan lantai,
ialah :
• Tingkat lantai pertama, merupakan pelataran atau
plaza.
• Tingkat lantai kedua adalah teras yang mengelilingi
Cungkup.
• Tingkat lantai ketiga adalah lantai Cungkup itu
sendiri.
Tiga tingkatan ini melambangkan dari kehidupan manusia yang bermula
dari Alam Purwo ialah sewaktu manusia masih dalam
kandungan, kemudian memasuki Alam Madyo tatkala
manusia lahir dan mengalami hidup di dunia dan berakhir dengan
Alam Wasono sewaktu manusia sudah meninggalkan
dunia yang fana ini.
Selama dalam kandungan orang tua sudah berdoa agar kelak lahir
anak yang baik. Selama hidupnya manusia berusaha agar berbuat
kebaikan didunia, dengan harapan agar memperoleh kebahagiaan dalam
hidup dialam akherat.
Di
atas lantai ketiga berdiri bangunan utama yang disebut Cungkup
Makam Bung Karno.
Cungkup berasal dari bahasa Jawa yang artinya "Bangunan untuk
tempat istirahat orang yang telah tiada". Cungkup Makam Bung
Karno berbentuk bangunan Joglo, yakni bentuk seni bangunan Jawa
yang sudah terkenal sejak dahulu.
Joglo juga berarti Agung. Karena ilulah maka ruang dibawah
atap joglo disebut Pendopo (bangsal) Agung, yang blasa dipakai
sebagai tempat unluk musyawarah, untuk Upacara Perkawinan, untuk
menerima Tamu terhormat dan sebagainya dan dengan demikian ini
bersifat resmi.
Atap cungkup dibuat dari tembaga berbentuk sirip ikan bersusun
3 (tiga) meruncing keatas menuju Puncak Titik Mustoko (Kepala).
Tiga susunan atap ini melambangkan kepercayaan kita kepada Tuhan
Yang Maha Esa ialah Kepercayaan bahwa manusia ini tidak lain adalah
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa dan karena itu sejak semula haruslah
:
• Selalu ingat pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan
manusia didunia, lengkap dengan alam semesta karenanya manusia
harus selalu sadar bahwa lingkup kehidupannya ada dibawah Kekuasaan
Tuhan Yang Maha Esa.
• Selalu percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, percaya bahwa
Tuhan adalah Pusat/sumber dari segala galanya.
• Selalu patuh melaksanakan segala Perintah-Nya dan menjauhi
Larangan-Nya.
Sejak dalam kandungan (alam purwo) manusia telah dibekali dengan
ketiga hal tadi , sehingga selama hidupdidunia (alam madyo) manusia
wajib melaksanakan dengan sebaik-baiknya ,
agar di alam baka (alam wasono) nanti dapat menikmati kebahagiaan.
lanjut
|
|
|
|