Bangunan pendukung dimaksudkan
untuk mendukung makam, yang terdiri dari :
1. Gapura Agung , 2. Masjid , 3. Bangsal (Paseban)
1.
Gapura Agung
Antara bangunan pelengkap dan bangunan pendukung terdapat sebuah
gapura dan megah menghadap keselatan, dibuat mirip dengan yang
ada di Waringin Lawang di Mojokerto, diperkirakan dari jaman peninggalan
Maha Patih Gajah Mada yang dikagumi oleh Bung Karno.
Ukuran Gapura adalah, P 9m, L 7m dan T 11m. Pondasinya digali
sedalam 8m agar mampu memikul bagunan yang besar ini. Gapura dibuat
dari beton bertulang, berlapis batu Pualam berasal dari daerah
Panggul , Trenggalek , Jawa Timur. Bagian bagian tertentu diukir
dan di tengah tengah Gapura terpasang 2(dua) daun pintu dan perunggu
cor berukir, berukuran lebar 2,5 m dan tinggi 5 m.
2. Masjid
Masjid selain disediakan bagi para peziarah, juga terbuka bagi
para jama'ah disekitar Kawasan Wisata Makam Bung Karno. Luas Bangunan
9 m X 9 m dan ruang Ruang Mihrab 2 m X 2 m. Dinding terawang Ruang
Mihrab terbuat dari tembaga berwarna coklat tua. Masjid dilengkapi
dengan tempat wudlu untuk pria dan wanita seluas 6,5m X 5,5m.
Walaupun bangunan masjid ini tidak besar namun arsitekturnya cukup
indah dan serasi. Bahan-bahan bangunan diambil dari produksi Dalam
Negeri seperti : Genteng buatan Cirebon berlapis mengkilat (glazuur)
buatan Tangerang , bahan bahan Kayu Jati kelas I dari Bojonegoro
, hiasan Puncak Masjid dari Bahan perunggu cor buatan Yogjakarta
, lantai dan dinding dari batu Pualam Besole, Tulung Agung, JawaTimur.
Untuk menghormati ayahanda Bung Karno, " Masjid ini
dinamakan Masjid R. Soekeni Sosrodihardjo."
3. Bangsal
Berhadapan lurus dengan masjid dibangun sebuah Bangsal tunggu
(Paseban), yang dilengkapi dengan sebuah ruang saji (Pantry).
Dibangsal tunggu ini disediakan fasilitas untuk para peziarah
agar sebelum berziarah ke Makam Bung Karno, mereka membersihkan
diri, jasmani dan rohani. Di tempat ini para peziarah diharapkan
menunggu giliran untuk secara bergantian berziarah supaya teratur
dan tertib.
Seperti halnya masjid, bangunan bangsal ini tidak begitu luas,
yaitu 15 X 6 m. Karena itu di bangsal ini tidak dipasang kursi.
Para peziarah diharapkan duduk bersila, dengan demikian tempat
akan terasa luas.
Diantara bangsal tunggu dan masjid terdapat plasa berlantai batu
andesit Muntilan, Jawa Tengah seluas 625 m2. Plaza ini dihiasi
2 buah pohon Beringin Lambang Keagungan peristirahatan terakhir
Bung Karno dan disana terpancang tegak sebuah Tiang Bendera tempat
berkibarnya Sang Merah Putih.
Untuk
menghormati ibunda tercinta yang melahirkan pejuang besar bangsa
Indonesia,
" Bangsal ini dinamakan Bangsal lda Aju Njoman Rai."
|