Kesenian Tradisional

Upacara Tradisional Nyadar
Selain mengunjungi desa Aengtongtong untuk melihat industri rumah Keris, kita juga bisa pergi untuk melihat Upacara Adat Nyadar di desa Kebundadap, kecamatan Saronggi. Upacara tradisional ini diselenggarakan untuk merayakan leluhur desa bernama "ANGGOSUTO".

Anggosuto adalah seseorang yang pertama kali menemukan cara memproduksi garam melalui cara tradisional. Dia mengajarkan penduduk desa bagaimana memproses air laut menjadi garam. Karena jasa tersebut, penduduk desa selalu mengingat beliau dengan menyelenggarakan upacara yang disebut "Nyadar".

BATIK
Hal yang juga popular dari Madura adalah Batik nya. Salah satu industri rumah batik di Madura adalah Batik "Melati" dari Pekandangan Barat - Kecamatan Bluto Kabupaten Sumenep. Pekandangan Barat merupakan pusat Home Industri Batik dan terletak sekitar 10 kilometer sebelah utara Sumenep.

Batik Madura memiliki karakteristik yang berbeda dari batik Jawa terutama dari warna yang cenderung terang dan berwarna-warni. Batik Madura memiliki warna-warna yang kuat seperti merah, hijau dan kuning dengan motif burung, bunga dan naga.

Industri Ukiran Kayu
Terletak di kecamatan Pragaan, sekitar 25 kilometer, sebelah utara dari kota Sumenep. Di sini pengunjung dapat menemukan pusat ukiran kayu yang merupakan industri rumah tangga yang dihasilkan oleh penduduk desa Karduluk.

Ukiran kayu Karduluk memiliki gaya yang unik dan warna yang berbeda jika dibandingkan dengan ukiran Jawa. Warnanya jelas dan kuat seperti merah dan hijau, dan sering menggambarkan burung, bunga dan naga sebagai motif. Gaya dan warna yang dipantulkan pengaruh budaya Cina.

Tari Muangsangkal
Tarian ini merupakan tarian khusus yang dilakukan untuk menyambut tamu. Muangsangkal berasal dari dua kata "Muang dan Sangkal". Muang berarti membuang dan Sangkal berarti hal-hal buruk. Tarian ini menggambarkan harapan orang Sumenep untuk terhindar dari bencana. Tari Muangsangkal selalu dimainkan oleh orang tua, sebanyak lima, tujuh atau Sembilan dengan menggunakan pakaian tradisional dengan warna kuat seperti merah kuning dan hitam, warna khas Sumenep.

Tari Topeng
Tari topeng adalah sebuah tari tradisional yang dimainkan para penari dengan menggunakan topeng. Tarian ini sebenarnya sebuah drama tradisional yang sering diambil dari kisah Mahabharata.

Tari Cambuk
Tarian ini biasanya dilakukan beberapa menit sebelum kompetisi karapan sapi dimulai, sebagai acara pembukaan kepada penonton. Tarian ini dimainkan oleh sekitar 100 penari, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Musik tradisional yang disebut Saronen dan thok-thok selalu terdengar untuk mengiringi tarian ini.

Tari Konde Sumekar
Konde adalah keris yang sangat kecil biasanya digunakan sebagai' tusuk Konde', yaitu aksesoris sanggul untuk wanita . Di masa lalu konde juga berfungsi sebagai belati untuk mempertahankan diri dari serangan musuh. Konde Sumekar adalah tarian yang dimainkan oleh penari perempuan dan menggambarkan kekuatan perempuan Sumenep.