Koleksi Museum Airlangga Kota Kediri

BRAHMA

Brahma merupakan salah satu dari Dewa Trimurti yang berkedudukan sebagai Dewa Pencipta. Brahma sering digambarkan berkepala empat duduk bersila atau duduk di atas kereta yang ditarik oleh ekor angsa salah satu tangannya memegang aksamala dan tangan lainnya membawa kamandalu, secara simbolis keempat wajahnya melambangkan catur vedasamhita, keempat lengannya melambangkan caturcrama kemandalu melambangkan alam semesta yang keluar dari air, aksamla menggambarkan siklus waktu dan tujuh angsa kendarannya melambangkan tujuh loka atau dunia.

PATUNG PRIMITIF

Patung ini dalam posisi jongkok dan kedua tangan bersila dimuka sambil menekuk lutut. Dikatakan patung primitif karena bentuknya sederhana sekali sekedar memenuhi kebutuhan praktis saja seperti patung buatan Jaman Prasejarah

MAKARA

Makara ini merupakan kepala gajah yang lengkap dengan belalainya melingkar pada ujungnya. Dari muka kelihatan dua buah gading beruas-ruas mengapit sebuah patung yang menempel pada bagian mukanya. Patung tersebut berwujud setengah manusia setengah binatang dalam keadaan jongkok. Makara ini berfungsi untuk pancuran air suci

PAKINANGAN

Pakinangan ini terbuat dari kayu dengan bentuk sederhana, tempat sirih, gambir dan tembakau hanya disekat-sekat saja. Pakinangan sejenis ini biasanya digunakan oleh rakyat kebanyakan ibu-ibu pedagang kecil di pasar.

PIPISAN DAN GANDIK

Pipisan adalah alat bantu atau landasan untuk menghaluskan jamu, terutama yang terbuat dari daun-daunan sedangkan alat penghalusnya disebut gandik, berupa batu berbentuk bulat panjang.

ANAK TIMBANGAN

Anak timbangan biasanya terbuat dari batu bentuknya antara lain seperti manggis, bulat dan segi empat. Puncaknya ada pegangan seperti tempat penggantung, fungsi anak timbangan adalah sebagai perlengkapan untuk menimbang yaitu digunakan sebagai ukuran berat.

PAKINGAN

Pakinangan terbuat kuningan berbentuk bulat dengan hiasan geometris, kawung, bunga, dan sulur. Terdiri dari sebuah wadah gambir, sebuah wadah jambe, sebuah wadah kapur dan sebuah wadah tembakau. Pakinangan merupakan benda peralatan tradisional yang universal, terdapat hampir diseluruh indonesia dengan berbagai bentuk dan bahan pembuatan. Nginang atau makan sirih merupakan kebiasaan tradisional yang dilakukan penduduk terutama oleh kaum wanita. Diberbagai tempat makan sirih merupakan salah satu acara sebelum dimulainya kegiatan penting misalnya upacara perkawinan, upacara menerima tamu kehormatan.

SIVA

Siva merupakan Dewa tertinggi Trimurti yang dianggap sebagai dewa perusak. Dewa Siva digambarkan bertangan empat, masing-masing memegang cemara, aksamala, kamandalu dan trisula. Di tengah mahkotannya terdapat simbul ardha candra kapala yaitu bulan sabit dan tengkorak, sedangkan pada keningnya terdapat mata ketiga / tri netra yang dapat membakar apa saja yang tidak dikehendaki Siva. Upawitannya berupa ular. Biasanya Siva diletakkan diruang utama candi Hindu.

JAMBANGAN BATU

Jambangan batu berbentuk menyerupai silinder tetapi berpenampang lonjong Hiasanya berupa bunga teratai. Benda dengan penampang mendekati lingkaran, biasanya dikaitkan artinya dengan asal mula hidup / padma mula. Oleh karena ini diperkirakan fungsi Jambangan sebagai wadah air suci. Hal ini didukung hiasanya berupa teratai yang merupakan lambang kesucian.

SIVANANDI

Siva adalah dewa tertinggi trimurti yang dianggap sebagai Dewa Perusak. Ia digambarkan bertangan empat masing-masing membawa cemara, aksamala, kamandalu dan Trisula. Di tengah mahkotanya terdapat simbol Ardha Candra Kepala yaitu bulan sabit dan tengkorak, sedangkan pada keningnya terdapat mata ke tiga. Trinetra, biasanya Siva diletakkan di ruang utama candi berpasangan dengan Yoni namun demikian, ada pula Siva yang digambarkan sedang mengendarai wahannya berupa nandi, sehingga disebut Sivanandi.

YONI

Yoni pada dasarnya membentuk balok dengan sebuah lubang di tengah, serta cerat pada salah satu sisinya. Lubang tersebut berfungsi untuk menancapkan patung siva / lingga, sedang ceratnya berfungsi untuk mengalirkan air pembasuh arca Siva / Lingga tersebut sewaktu diadakan upacara. Di candi-candi Hindu, Yoni diletakkan diruang utama dengan ceratnya menghadap ke utara.

PRASASTI BATU

Prasasti bertulis huruf jawa kuno pada batu andesit. Sebagian besar tulisan sudah rusak dan tidak terbaca. Ada yang pada seluruh permukaan pada ke empat sisinya berkeliling bertulis. Ada pula bagian bawah prasasti dihiasi dengan hiasan gambar flora.

ARDHANARI

Ardhanari merupakan lambang persatuan antara Dewa dengan istrinya Parvati. Oleh sebab itu ia diwujudkan dalam bentuk setengah pria dan setengah wanita. Ardhanari digambarkan bertangan empat. Dua tangan belakang masing-masing membawa aksamala dan camara. Dua tangan depan diletakkan di depan perut.

PADMASANA

Kata padmasana berasal dari kata padma = teratai dan asmana = alas / tempat duduk padmasana berarti alas / tempat duduk arca yang berbentuk teratai.

VISHNU

Vishnu adalah salah satu Dewa Trimurti berkedudukan sebagai Dewa Pemelihara. Diceritakan bahwa pada waktu melawan Vitra, raksasa yang menguasai kekeringan ia menang sehingga kemudian Dewa Vishnu disembah sebagai atau memelihara dunia Dewa Vishnu biasanya digambarkan bertangan empat, masing-masing membawa sankha lambang pembebasan manusia dari kesulitan, cakra lambang perputaran dunia, pada lambang kekuatan, dan padma lambang kedewaan.

RELIEF MANUSIA

Umumnya relief manusia di candi jawa tengah digambarkan naturalitis dengan wajah menghadap ke muka, sedang relief manusia di jawa timur digambarkan seperti wayang wajahnya menghadap ke samping (en profil). Terdapat pendapat munculnya relief demikian berhubungan dengan munculnya kembali pemujaan masyarakat kepada roh leluhur.

MINATUR RUMAH

Minatur rumah dari batu ini berbentuk seperti lumbung padi dan banyak ditemukan di sawah-sawah. Oleh karena iru terdapat pendapat bahwa miniatur rumah batu berkaitan fungsinya dengan pemujaan Dewi Sri sebagai Dewi Padi. Di samping itu ada pendapat lain yang mengatakan bahwa fungsi miniatur rumah batu itu tersebut berhubungan dengan kematian, dengan alasan :

  1. Miniatur rumah batu ternyata tidak hanya ditemukan di sawah sawa tetapi juga di hutan-hutan.
  2. Terdapat ragam hias berupa siput yang merupakan lambang pelepasan.
  3. Terdapat ukiran angka tahun yang mungkin dapat dihubungkan dengan waktu meninggalnya seseorang.

GENTONG BATU

Gentong batu mempunyai bentuk antara lain bulat dan kerucut terpancung. Penumpang lingkarannya mungkin dapat dikaitkan dengan padma mula / asal mula kehidupan. Oleh karena itu fungsi gentong dapat dikaitkan dengan air suci, yaitu sebagai wadahnya.

ARCA BUDDHIS

Dalam pantheon agama Budha dikenal 3 macam Budha, yaitu :

  1. Manusia Budha yang Buhda yang menjelma bentuk manusia.
  2. Dhyani Budha yaitu Budha yang bersifat badan halus.
  3. Dhyani Bodhdisatva yaitu Budha sebagai makhluk kayangan.

Ketiga macam Budha tersebut diarcakan sangat sederhana, tanpa memakai perhiasan. Adapun ciri-ciri pokoknya adalah ā€¯Unisha (rambut dan sanggul), urna (bulatan ditengah dahi), telinga panjang serta Mudra yaitu sikap tangan yang membedakan antara arca Buddhis satu dengan lainnya.

NANDI

Nandi adalah lambang moral, keadilan ajaran (dharma) dan kekuatan, oleh karena itu ia dijadikan kendaraan Siva biasanya nandi digambarkan dalam sikap mendekam dengan kaki depan siap berdiri, untuk segera menjalankan perintah Siva.

PARVATI

Parvati adalah istri atau cakti Dewa Siva dan ibu dari Ganeca. Oleh karena itu artribut yang dipakainya berhubungan dengan artribut Siva maupun Ganeca yaitu dua tangan belakang masing-masing membawa aksamana dan kamandalu. Dua tangan yang lain diletakkan di depan perut membawa bunga teratai. Biasanya arca Parvati digambarkan dalam sikap berdiri di atas lapik berbentuk padma.

BATU ANGKA TAHUN

Batu angka tahun sebuah relief yang menerangkan tahun pembuatan sebuah bangunan suci. Angka tahun tersebut diukirkan pada balok terbuat dari batu andesit. Biasanya batu angka tahun diletakkan di atas ambang pintu masuk candi.

ARCA PERWUJUDAN

Di Jawa Timur, khususnya di kerajaan Majapahit terdapat tradisi untuk mematungkan raja atau ratu yang telah meninggal dalam bentuk Dewa yang di puja raja atau ratu tersebut selama hidupnya. Patung raja atau ratu yang telah meninggal tersebut kemudian di sebut sebagai arca-arca perwujudan. Cirinya digambarkan dalam sikap berdiri dan bertangan empat. Dua tangan belakang masing-masing membawa kebutuhan dan tasbih. Dua tangan depan dalam sikap dyana mudra. Di kanan kiri bawah sandaran terdapat bunga teratai keluar dari dalam pot sebagai ciri kesenian Majapahit.

GANECA

Ganeca adalah anak Civa dengan Parvati. Dalam aparajita praccha disebutkan ganesa mempunyai ciri-ciri : berkepala gajah bertangan empat, dua tangan belakang masing-masing pembawa paracu, dan aksamala dua tangan depan masing-masing membawa mangkok dan gading, belalai menghisap ke dalam mangkok. Ciri terakhir ini melambangkan Ganeca dalam kedudukannya sebagai Dewa Ilmu Pengetahuan.

JALADWARA

Jaladvara adalah pancuran air yang digunakan di candi-candi atau pemandian kuno untuk menyalurkan air. Di candi-candi umumnya digunakan pancuran berbentuk makara atau guci yang dibawa seorang tokoh, padma ataupun makara. Semua bentuk-bentuk pancuran tersebut mempunyai arti yang berkaitan dengan lambang kesucian dan kesuburan.

CERMIN PERUNGGU

Benda tersebut dari perunggu berbentuk dan bertangkai ini, apabila belum aus dapat berkilat dan memantulkan bayangan seperti halnya kaca. Oleh karena itu pada masa lampau digunakan sebagai vermin baik untuk keperluan sakral maupun profan.

GHANTA

Ghanta kecil ini adalah peralatan yang digunakan pendeta pada waktu mengadakan upacara, sehingga sering disebut ghanta pendeta. Bentuknya mendekati setengah bulat di dalamnya terdapat anak ghanta serta bertangkai berhiaskan vajra atau cakra.

GHANTA GANTUNG

Ghanta gantung mempunyai ukuran yang lebih besar daripada Ghanta Pendeta. Fungsinya sebagai alat mengumpulkan umat untuk mengadakan upacara atau sebagai lepengkap bunyi-bunyian swaktu berlangsung upacara.

KALA

Kala adalah salah satu binatang mytologis dalam agama Hindhu yang digambarkan sangat menakutkan, mata melotot, mulut menyengai memperhatikan taringnya. Terdapat pendapat bahwa kala merupakan dari Dewa Matahari oleh karena itu ada kala yang digambarkan bermata satu. Kala umumnya diletakkan di atas ambang pintu atau relung candi. Fungsinya sebagai penolak bala.

KEBEN

Adalah salah satu bentuk kemuncak, yang umumnya diletakkan pada puncak atap candi / bangunan suci.

DURGA MAHISASURAMADHINI

Durga Mahisasuramardhini adalah salah satu istri / cakti Siva Nama tersebut mempunyai arti durga yang membunuh kerbau jelmaan Asura yaitu raksasa yang menunggu kayangan. Durga digambarkan dua tangannya menarik rambut Asura dan ekor kerbau sedang enam tangan lainnya membawa cakra, karang, perisai, pedang dan anak panah. Durga biasa diletakkan di relung sebelah utara candi Hindu.