Fasilitas dan Koleksi Unggulan

NANDI

Nandi adalah Lembu Wahana Dewa Siwa. Dalam perkembangannya Nandi dianggap sebagai salah satu perwujudan Dewa Siwa sendiri dan banyak dipuja terutama di daerah - daerah agraris yang banyak menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Lembu atau Nandi dianggap mampu memberikan kesuburan dan keberhasilan dalam pateon agama Hindu

GANESHA

Ganesha adalah dewa manusia berkepala gajah, putra Dewa Siwa dengan Parwati. Dalam ikonografinya Ganesha, seringkali digambarkan duduk Uttuku Tukasana ( dua telapak kaki bertemu di tengah ), sikap duduk ini merupakan sikap duduk khas Ganesha. Ganesha dianggap sebagai simbol ilmu pengetahuan, Dewa Perang sekaligus pembasmi kejahatan dan kebodohan.

YONI

Dibuat dari batu Andesit, bentuk persegi salah satu sudut terdapat cerat, bagian atas tepat di tengahnya terdapat lubang persegi tempat diletakan Lingga. Lingga dianggap sebagai lambang sakti istri Dewa Siwa yaitu Parwati. Dalam suatu kompleks candi, Yoni dan Lingga diletakkan di bilik utama sebagai pengganti Siwa dan Parwati. Lingga dan Yoni dianggap simbol kesuburan kelangsungan hidup dan regenerasi dalam segala aspek kehidupan.

DWARAPALA

Patung Dwarapala dibuat dari Batu Porus berwarna keputihan ( batu kapur ). Dwarapala adalah raksasa penjaga pintu gerbang masuk suatu bangunan suci. Digambarkan dalam posisi duduk kaki kiri ditekuk ( bersila ) sedangkan kaki kanan dalam posisi jengkeng. Mempunyai dua tangan yang membawa gada. Gada dianggap salah satu atribut yang merupakan symbol penghancur kegelapan. Dwarapala selalu digambarkan dengan mata melotot dan mulut menyeringai memperlihatkan gigi - giginya.

REPLIKA HOMO SAPIENS “WAJAKENSIS”

Fosil Tengkorak manusia purba yang diperkirakan berusia ± 40.000 tahun yang lalu ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1880-1890 di daerah Wajak-Besole Tulungagung Selatan. Fosil tengkorak ini termasuk Homo Sapiens.

Wuwu

Merupakan alat untuk menangkap ikan dari arah hilir, terbuat dari bambu, dibuat tahun 1942 berasal dari Ds. Tiudan Kec. Gondang Kab. Tulungagung.

Keris

Keris luk 13 dengan warangka gayaman. Keris adalah senjata tradisional masyarakat di Jawa yang dibuat oleh seorang ahli yg disebut Mpu. Pada awalnya keris berfungsi sebagai senjata, namun pada perkembangannya, keris dipergunakan sebagai pusaka. Warangka gayaman dipergunakan untuk keperluan sehari - hari karena bentuknya yang praktis.

Landak

Dibuat dari besi dan pegangan dari kayu, besi dipasang secara melingkar ( seperti roda ) dengan ketajaman pada tiap sisinya. Pegangan terdiri dari dua bilah kayu karena dibuat dari besi tajam, maka disebut Landak ( seperti binatang Landak yang punya banyak duri pada kulitnya ). Digunakan untuk membersihkan rumput di sawah ( matun ) dengan cara mendorong landak diantara deretan tanaman padi dengan deretan padi yang lain.

Bothekan

Bothekan merupakan wadah serbuk jamu yang dibuat dari tumbuh-tumbuhan. Untuk meletakkan serbuk jamu tersebut didasarkan pada hitungan dan letak kotak yang disesuaikan dengan arah mata angin. Demikian pula ketika memberikan kepada orang yang berobat, biasanya pembuat jamu akan mengambil jamu sesuai dengan jenis penyakit dan parah tidaknya penyakit yang diderita.