Museum Sunan Giri berdiri sejak tahun 2003 yang dikelola oleh Diknas dan mulai tahun 2009 dialihkan pengelolaannya ke Dinas Budparpora Kabupaten Gresik.
1. Fragmen Sajadah
Fragmen sajadah ini berasal dari situs kubur Sunan Giri di Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Fragmen sajadah tersebut saat ini menjadi koleksi unggulan Museum Sunan Giri Kabupaten Gresik. Menurut data foklor, sajadah ini merupakan sajadah yang dipergunakan Sunan Giri dalam melaksanakan sholat. Dalam masyarakat kekinian sajadah juga difungsikan sebagai alas menghindari dari kotoran dalam melaksanakan sholat. Fragmen sajadah ini memiliki warna dasar merah dengan motif tumbuhan yang dibentuk dengan warna kuning, coklat dan putih. Berdasar teknik pengerjaannya dapat dipastikan bahwa fragmen sajadah tersebut berasal dari Timur Tengah. Fragmen sajadah koleksi Museum Sunan Giri tersebut berukuran 68cm x 23cm dengan tepian yang menunjukkan bekas sobekan.
2. Surban Sunan Giri
Surban ini awalnya disimpan di Masjid Ainul Yaqin Desa Giri, Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Saat ini surban tersebut menjadi koleksi Museum Sunan Giri Kabupaten Gresik. Berdasarkan data foklor, surban tersebut merupakan peninggalan Sunan Giri yang konon dipakai beliau dalam kesehariannya melaksanakan dakwah menyebarkan Agama Islam. Surban ini dibuat dengan teknik tenun yang berdasarkan pola hias, teknik tenun dan bahannya dapat dikelompokkan kedalam jenis kain salami yang berasal dari Persia. Jenis pewarna yang dipergunakan adalah pewarna alami yang diantaranya berwarna putih, biru, merah dan coklat yang membentuk hiasan floral dengan motif yang berukuran kecil-kecil.
3. Keris Kalam Munyeng
Keris Kalam Munyeng dipercaya sebagai keris milik Sunan Giri. Menurut sumber foklor keris ini konon oleh Sunan Giri dibuat dari kalam (penunjuk) Sunan Giri dalam mengajarkan ajaran Agama Islam maupun dalam baca tulis Al Qur’an. Keris aslinya hingga kini tersimpan di situs Kubur Sunan Giri Desa Giri Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Sedangkan keris yang dipamerkan ini merupakan replica dari keris aslinya. Mata Keris Kalam Munyeng menggunakan bahan baja dengan jumlah luk sebanyak 13 buah dengan panjang 36cm. Pada bagian pangkal mata keris diberi hiasan sulur daunan yang berlapis emas. Bagian pegangan (hulu) kerisnya terbuat dari bahan kayu berukuran panjang 10,5cm dengan diberi hiasan ukiran suluran. Sedangkan rangka (wirongko/sarung) juga berbahan kayu dengan ukuran panjang 50cm yang seluruh bagiannya dilapisi perak berukir suluran tumbuhan. Read more..