KEADAAN UMUM DAERAH JAWATIMUR

KEADAAN UMUM | POTENSI PERDAGANGAN | WILAYAH KERJA DAERAH

 

Keadaan Umum Daerah Jawa Timur

Jawa Timur sebagai bagian dari Negara Republik Indonesia memiliki pemerintahan yang didasarkan pada Undang - undang No . 5 tahun 1974 tentang pokok - pokok pemerintahan di Daerah. Berdasarkan Undang - undang tersebut daerah ini memiliki otonomi. Artinya bahwa Jawa Timur merupakan satu kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berhak dan berwenang serta berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Indonesia sesuai Undang - undang yang berlaku .

Sehubungan dengan hal tersebut sebelum masuk pada uraian rinci, Jawa Timur secara umum dapat diuraikan sebagai berikut :

Luas Wilayah Daerah Tingkat I Jawa Timur adalah 157.922 Km2 yang terdiri atas :

1. Wilayah
a.  Luas Daerah: 47.042,17 Km2
Terdiri dari :
- Persawahan : 12.483,66 Km2
- Pertanian Tanah Kering : 11.619,32 Km2
- Kebun Campur : 613,36 Km2
- Perkebunan : 1.518,39 Km2
- Hutan : 12.251,24 Km2
- Padang Rumput/Tanah kosong : 236,82 Km2
- Rawa/Danau/Waduk : 88,75 Km2
- Tambak/Kolam : 705,82 Km2
- Tanah Tandus/Rusak/Alang-alang : 1.323,53 Km2
- Lain-lain : 798,14 Km2

b. Luas Lautan : 110.000,00 Km2

c. Jumlah Pulau dan Pulau kecil : 74 Pulau

2. Propinsi Dati 1 Jawa Timur terletak pada 110°54BT Sampai 115°57BT 5° 371 LS sampai 8°48LS
Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa, Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Bali dan Selat Bali, Sebelah Barat berbatasan dengan propinsi Jawa Tengah dan sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia .

Berdasarkan karakteristik fisik secara umum, Jawa Timur terbagi atas 4 (empat) Karakteristik wilayah yaitu :
a. Wilayah I mencakup dataran tinggi bagian tengah merupakan wilayah subur dan berkembang
b. Wilayah II mencakup dataran rendah bagian utara merupakan wilayah dengan kesuburan sedang dan tingkat perkembangan sedang.
c. Wilayah III mencakup wilayah Pegunungan kapur Selatan merupakan wilayah tandus , tidak subur dan belum begitu berkembang
d. Wilayah IV merupakan wilayah kepulauan, masih merupakan wilayah yang kemudahan hubungannya kurang dan belum berkembang .

A. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

Secara administrasi Propinsi Jawa Timur terdiri :
- Pembantu Gubernur : 7
- Kabupaten Dati II : 29
- Kotamadya Dati II : 8
- Kota Administratif : 2
- Pembantu Bupati : 144
- Pembantu Walikota : 5
- Kecamatan : 615
- Perwakilan Kecamatan : 110
- Kelurahan : 660
- Desa : 7.740

Selanjutnya Pemerintah Daerah Tingkat I Jawa Timur dan Daerah Tingkat II dilengkapi dengan Dinas - dinas Daerah sebagai unsur pelaksana dibidang otonomi Daerah Sekertaris Wilayah / Daerah sebagai unsur staf / pembantu pimpinan , sekretaris DPRD sebagai unsur staff / pembantu pimpinan DPRD. Perangkat pemerintah Propinsi Jawa Timur juga dilengkapi dengan instansi - instansi vertikal sebagai aparat dekosentrasi yaitu Kantor Wilayah Departemen dan Kantor Wilayah Direktorat Jendral dan sebagainya .

B. FISIK GEOGRAFIS

1. Topografi
Berdasarkan karakteristik tinggi tempat diatas permukaan laut ( dpl ) , Jawa Timur terbagi atas 3 kelompok wilayah yaitu :

a. 0 - 500 m , (dpl ) meliputi 83 % dari luas wilayah darat Jawa Timur dan morfologinya relatif datar.
b. 500 - 1. 000 m. ( dpl ) meliputi sekitar 11% dari luas wilayah darat Jawa Timur dengan morfologi berbukit dan bergunung - gunung .
c. 1.000 m. (dpl), meliputi sekitar 6 % dari luas wilayah darat Jawa Timur dengan morpologi terjal.

2. Geologi
Struktur Geologi Jawa Timur di dominasi oleh Alluvium dan bentukan hasil gunung api kwarter muda, keduanya meliputi 44,5 % dari luas wilayah darat , sedangkan bantuan yang relatif juga agak luas persebarannya adalah miosen sekitar 12,33 % dan hasil gunung api kwarter tua sekitar 9,78 % dari luas total wilayah daratan. Sementara itu batuan lain hanya mempunyai proporsi antara 0 - 7% saja.
Batuan sedimen Alluvium tersebar disepanjang sungai Brantas dan Bengawan Solo yang merupakan daerah subur. Batuan hasil gunung api kwater muda tersebar dibagian tengah wilayah Jawa Timur membujur kearah timur yang merupakan daerah relatif subur.
Batuan Miosen tersebar disebelah selatan dan utara Jawa Timur membujur kearah Timur yang merupakan daerah kurang subur Bagi kepulauan Madura batuan ini sangat dominan dan utamanya merupakan batuan gamping.

Dari beragamnya jenis batuan yang ada, memberikan banyak kemungkinan mengenai ketersediaan bahan tambang di Jawa Timur.
Atas dasar struktur, sifat dan persebaran jenis tanah diidentifikasi karakteristik wilayah Jawa Timur menurut kesuburan tanah:
a. Jawa Timur bagian Tengah Merupakan daerah subur , mulai dari daerah kabupaten Banyuwangi. Wilayah ini dilalui sungai - sungai Madiun, Brantas, Konto, Sampean.
b. Jawa Timur bagian Utara
Merupakan daerah Relatif tandus dan merupakan daerah yang persebarannya mengikuti alur pegunungan kapur utara mulai dari daerah Bojonegoro , Tuban kearah Timur sampai dengan pulau Madura.

3. Kemampuan Tanah.
Kemampuan tanah yang dimaksud adalah kemampuan dalam rangka dukungannya untuk suatu penggunaan tertentu , yang didasarkan atas faktor drainase, kelerengan, kedalaman tanah, tutupan batuan serta erosi .

Kriteria penilaian faktor - faktor kemampuan tanah tersebut adalah :

a. Keterangan
- Lereng 0 - 15 % kemungkinan penggunaan kegiatan pertanian dan permukiman, mencakup sekitar 64% luas daratan Jawa Timur.
- Lereng 16 - 40 % kemungkinan penggunaan untuk kegiatan pertanian tanaman tahunan keras.
- Mencakup 18 % luas wilayah daratan Jawa Timur.
- Diatas 40% merupakan wilayah yang sebaiknya dihutankan sebagai wilayah penyangga, air dan penyangga keseimbangan ekosistem.

b. Drainase
- Wilayah dengan drainase baik , meliputi 95% luas total wilayah darat Jawa Timur.
- Wilayah dengan drainase kurang baik ( kadang - kadang tergenang ) meliputi 22,5% dari luas total wilayah daratan Jawa Timur.
- Wilayah dengan drainase tidak baik, meliputi sekitar 1,48% luas total wilayah darat an Jawa Timur.

c. Tutupan Batuan
- Berbatu meliputi 5,33% dari luas total wilayah daratan Jawa Timur.
- Tidak berbatu meliputi 94,67% dari luas total wilayah darat Jawa Timur.

d. Erosi
- Erosi ringan ( kikisan tanah antara 0 -10%)meliputi 23,12 % dari total wilayah dari Jawa Timur.
- Erosi berat ( kikisan tanah mulai 50 - 75 %) meliputi 0,37%dari luas total wilayah darat Jawa Timur.
- Tidak ada erosi meliputi 76,51%dari luas total wilayah darat Jawa Timur.

C. IKLIM

Berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt dan Ferguson sebagian wilayah besar wilayah (52%) Jatim mempunyai iklim tipe D. Keadaan maksimum suhu maksimum rata - rata mencapai 33°C sedangkan suhu minimum rata - rata mencapai 22°C. Keadaan curah hujan pertahun di Jawa Timur mempunyai karakteristik Sebagai berikut :
a . < 1.750 mm ; meliputi 35,54%
b. 1.750 - 2.000 mm ; meliputi 44,00%
c. > 2.000 mm ; meliputi 20,46%

Dan pada ketinggian di atas + 500 m. mempunyai fungsi hidrologis yang penting dan memerlukan usaha pengawetan tanah dan air.

D. HIDROLOGIS

Sebagian besar wilayah Jawa Timur di aliri sungai, 2 buah sungai yang besar adalah kali Brantas sepanjang 317 Km dan Bengawan Solo sepanjang 540 Km . Keberadaan sungai - sungai tersebut selain untuk pengairan dan prasarana transportasi antar daerah juga didayagunakan untuk bendungan , pembangkit energi, perikanan dan wisata. Selain dari sungai - sungai tersebut, keadaan hidrologis Jawa Timur juga ditentukan oleh adanya rawa - rawa maupun telaga, bendungan, waduk, mata air dan sumur bor.

E. POLA KAWASAN

a. Kawasan Permukiman
Kawasan permukiman di Jawa Timur tersebut dalam wujud kota besar, Kota Sedang, Kota Kecil dan permukiman pedesaan, biasanya terdapat kawasan induk yang relatif lebih besar dan bersifat lebih kekotaan serta kawasan yang terpencar, baik pada wilayah sub - urban maupun di tengah kawasan pertanian. Persebaran geografis permukiman dipengaruhi oleh nilai ekonomis lokasi terhadap fasilitas, baik jalan maupun fasilitas perhubungan lainnya.

b. Kawasan Sawah dan Tegalan
Pola persebaran kawasan sawah dan tegalan cenderung mengikuti sistem daerah aliran sungai yang ada. Areal tegalan terutama merupakan ciri dari wilayah dataran tinggi, jadi masalahnya bukan karena pembangunan irigasi belum menjangkau dan areal tegalan juga memberikan kontribusi penting penyediaan kebutuhan hasil pertanian selain padi.

c. Kawasan Perkebunan
Untuk menentukan pola kawasan perkebunan agak sulit, karena ada 2 hal :
- Jenis tanaman ada yang bersifat tanaman musiman dan ada tanaman tahunan, luas tanamam musiman tidak menentu tergantung pada pola pasar .
- Tidak semua kawasan perkebunan merupakan kawasan perkebunan yang di olah secara khusus termasuk dalam perhitungan adalah tanaman perkebunan dipekarangan.

d. Kawasan Hutan
Menurut pola penggunaan kawasan hutan di Jawa Timur ada berbagai macam , diantaranya untuk cagar alam , hutan wisata , calon taman nasional, hutan lindung , reboisasi , tumpang sari serta hutan prodoksi.Sedangkan prodoksi hutan di Jawa Timur merupakan salah satu komoditas ekspor non migas yang perlu terus ditingkatkan, namun tanpa mengorbankan fungsi hutan dalam upaya melestarikan tanah, air, serta tetap terjaganya kesuburan tanah.

e. Kawasan Perikanan
Jawa Timur mempunyai potensi perikanan darat diantaranya tambak, kolam, sawah tambak, menanam padi keramba dan perairan umum. Areal perikanan laut Jawa Timur merupakan areal penangkapan ikan yang potensial .

f. Kawasan Peternakan
Propinsi Jawa Timur adalah merupakan daerah produksi ternak, yaitu 40% dari seluruh jenis ternak di Indonesia. Selain merupakan daerah produksi ternak potong, Propinsi Jawa Timur juga merupakan daerah sumber ternak untuk seluruh wilayah Indonesia. Hasil utama produksi peternakan adalah daging , telur dan susu, sedangkan hasil produksi perternakan yang diekspor adalah kulit, tulang dan bulu bebek .

g. Kawasan Lainnya
Termasuk dalam kawasan ini antara lain kawasan pertambangan , kawasan tersebut khusus untuk mineral mengikuti pola persebaran bantuan induknya. Sementara itu wilayah sungai juga merupakan kawasan penggalian pasir seperti di sungai Lesti , Brantas dan sebagainya.
Kawasan yang secara khusus digunakan untuk pembangkit energi al: Waduk Sutami, paiton, Senguruh dan sebagainya . luas kawasan ini relatif kecil, namun dampaknya tetap perlu diperhitungkan.

F. KEPENDUDUKAN DAN SOSIAL

a. Jumlah Pertumbuhan dan Kepadatan Penduduk .
Jumlah penduduk propinsi Jawa Timur pada tahun 1989 adalah 29,188.852 jiwa, sedangkan pada tahun 1990 menurut sensus penduduk meningkat menjadi 32.48 juta jiwa . Menurut catatan SUSENAS 1994 dan data BPS. jumlah penduduk Jawa Timur tahun 1994 sebesar 33.423.234 jiwa dengan tingkat kepadatan rata - rata 689 jiwa / km2

b. Ketenagakerjaan.
Dilihat dari jumlah penduduk yang cukup besar, berarti Jawa Timur potensial akan tersedianya tenaga kerja dan hal ini akan mendukung program - program pembangunan yang ada .

G. PEREKONOMIAN DAN SEKTOR LAPANGAN USAHA

a. Keadaan Perekonomian Secara Umum
Secara nasional Jawa Timur adalah merupakan pemasok pangan yang terbatas sehingga kegiatan pertanian merupakan lapangan usaha yang sangat menentukan dalam struktur perekonomian Jawa Timur. Sektor lapangan usaha lainnya yang juga potensial adalah perdagangan, hotel, restoran , serta sektor industri pengolahan. Struktur kontribusi lapangan usaha yang demikian ini menunjukkan bahwa perekonomian Jawa Timur sudah menampakkan perkembangan kearah kemantapan, yaitu perkembangan industri dan jasa yang di dukung oleh pertanian yang tangguh. Kemampuan perekonomian Jawa Timur yang seperti diuraikan diatas pada hakekatnya memberikan implikasi adanya potensi perkembangan dan pengembangan yang dapat dipacu lebih pesat pada masa - masa mendatang .

b. Lapangan Usaha Pertanian
Lapangan usaha pertanian didalam struktur perekonomian Jawa Timur sampai saat ini masih tetap memegang peranan penting , hal tersebut nampak pada sumbangannya terhadap produk regional domestik bruto Propinsi Jawa Timur.
Selain peranannya terhadap struktur perekonomian daerah , Sub - sektor pertanian rakyat juga mampu berperan terhadap stok pangan Nasional.
Jawa Timur pada tahun mendatang tetap bertekat terus mengupayakan peningkatan produksi pangan dalam rangka pelestarian swasembada pangan sebagaimana yang telah dicapai saat ini .

c. Lapangan Usaha Perdagangan dan Koperasi
Nilai ekspor hasil perdagangan Jawa Timur dari tahun ke tahun semakin meningkat, membuktikan bahwa iklim pembangunan dibidang perdagangan Jawa Timur semakin membaik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya dukungan dan terobosan - terobosan dipasaran potensial bagi eksport migas dan non migas disamping mempertahankan serta terus meningkatkan volume dan nilai eksportnya. Sedangkan untuk koperasi Jawa Timur berupaya mewujudkan Propinsi Koperasi melalui gerakan nasional sadar koperasi serta menciptakan demokrasi ekonomi sampai ditingkat pedesaan.

d. Pertambangan dan Energi
Dari berbagai potensi pertambangan yang ada di Jawa Timur diharapkan pendapatan dari sektor pertambangan dapat semakin meningkat.Dalam rangka tata ruang, persebaran lokasi bahan tambang perlu diperhatikan dalam usaha pengamanan untuk menjaga kelestarian lingkungan. Sementara itu dalam hal pembangunan dibidang energi khususnya tenaga listrik di Jawa Timur menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Hal ini dapat di buktikan dengan bertambahnya jumlah desa yang terjangkau program listrik pedesaan. Selain listrik, energi gas juga diproduksi oleh perusahaan gas negara Jawa Timur bagaimanapun masih tetap baik mengingat kemungkinan dapatnya dikembangkan gas bumi seperti diduga sekitar Gresik dan Madura. Sekitar peningkatan pembangunan di bidang energi memberikan harapan bahwa perkembangan kegiatan hingga ke pelosok pedesaan akan dapat dipacu peningkatannya dalam rangka pengembangan wilayah Jawa Timur secara keseluruhan .

e. Pariwisata
Kepariwisataan di Jawa Timur pada hakekatnya adalah merupakan jasa pemanfaatan sumber alam dan lingkungan hidup yang memiliki kekhususan seperti : budaya, peninggalan sejarah, pemandangan alam dsb. Potensi obyek wisata yang ada di Jawa Timur meliputi:
- Wisata Pantai
- Wisata pegunungan / Hutan / Rekreasi
- Wisata Goa
- Wisata Telaga , Danau , Bendungan
- Wisata budaya Musium , Candi , Makam ,Benteng , Kesenian Tradisional dsb.

Potensi perkembangan kepariwisataan di Jawa Timur dapat digali dan ditingkatkan karena pemanfaatan saat ini maksimal. Hal ini terbukti dari masih kurangnya prasarana penujang berupa jalan dan fasilitas lainnya serta kegiatan paket lainnya.

H. SISTEM TRANSPORTASI

a. Sistem Transportasi Wilayah Secara Keseluruhan
Sistem transportasi di Jawa Timur terdiri atas transportasi jalan raya , kereta api , laut / feri, dan Udara. Secara keseluruhan sistem transportasi jalan raya. Prasarana dan sarana transportasi yang ada, pada prinsipnya telah menjangkau hampir seluruh Jawa Timur sampai ke desa - desa .

b. Sistem Transportasi Jalan Raya
Dilihat dari volume arus lalu lintas dan jenis kendaraan yang ada, maka jaringan jalan utama regional di Jawa Timur :
- Ruas jalan Surabaya - Madiun - Ngawi
- Surabaya - Mojokerto - Madiun - Ngawi
- Surabaya - Probolinggo - Banyuwangi
- Probolinggo - Jember - Banyuwangi
- Malang - Blitar - Kediri
- Surabaya - Babat - Tuban
- Kamal - Bangkalan - Pamekasan - Sumenep - Terminal - terminal utama yang terkait dengan pergerakan transportasi regional terdapat pada semua kota baik sedang maupun besar . Sementara itu kendaraan transportasi antar wilayah yang cukup menonjol adalah bus , truk / trailer .

c. Sistem Transportasi Kereta Api
Jaringan rel kereta api di Jawa Timur pada dasarnya menjangkau sebagian besar wilayahnya, namun demikian jaringan rel kereta api yang di operasikan hanya sebagian saja , karena alasan kelayakan dan masalah pemeliharaan jaringan kereta api yang tidak di operasikan sangat berat karena cukup banyaknya pembangunan pemukiman yang mengarah pada batas sempedan rel kereta api .
Orientasi pengembangan sarana kereta api jangka panjang akan diarahkan pada pendaya gunaan prasarana dan sarana yang ada dengan ditambah pengadaan prasarana dan sarana yang baru dengan teknologi yang lebih baik dan secara keseluruhan peranan perkereta apian di Jawa Timur masih dapat diharapkan berkembang.

d. Sistem transportasi Udara
Prasarana dan sarana transportasi udara di Jawa Timur pada hakekatnya bukan ditunjukkan untuk pelayanan kegiatan intra regional namun juga antar propinsi dan internasional. hal ini dibuktikan dengan adanya pelabuhan udara Juanda yang merupakan pelabuhan udara utama di Jawa Timur. Selain di Malang berfungsi sebagai bulabuhan Militer dan di rencanakan untuk peningkatannya sebagai pelabuhan penerbangan umum . Disamping itu terdapat pula penerbangan udara Iswahyudi di Madiun untuk kepentingan Militer dan Trunojoyo di Sumenep untuk pelabuhan perintis.

e. Sistem Transportasi Laut
Sistem transportasi laut secara Nasional menempatkan pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) sebagai salah satu dari empat pelabuhan Utama di Indonesia. Usaha yang telah dilakukan dalam rangka mengisi peranan tersebut sampai saat ini masih terbatas pada peningkatan efesiensi dan efektifitas pelayanan jasa angkutan laut , sehingga dapat menunjang kelancaran arus barang dan meningkatkan pertumbuhan perdagangan antar pulau serta eksport/import. Di samping itu Jawa Timur juga dilengkapi dengan pelabuhan laut pembantu yang ada di Meneng, Gresik, Probolinggo, Panarukan, Kalianget, Pasuruan, Lamongan dan Tuban.

f. Sistem Telekomonikasi
Kemajuan teknologi dibidang komunikasi di Jawa Timur telah diterapkan dan hampir menjangkau wilayah propinsi. Sementara itu untuk telex, faximile sudah menyebar pada kota - kota besar dan beberapa kota sedang di Jawa Timur, khususnya untuk kegiatan pemerintahan pengusaha SSB dan telex telah berjalan sangat efektif. Prasarana dan sarana telepon juga telah mudah dijangkau bahkan pada tingkat kelurahan / desa. Melalui penggunaan sarana telekomunikasi, tampak, bahwa perkembangan telekomunikasi di Jawa Timur. Baik untuk bisnis maupun sosial cukup pesat dan dapat dirasakan potensinya dalam mendukung pembangunan dan perkembangan daerah sampai kepelosok .


Kembali ke menu utama

 

members of

1998